Jumat, 05 Desember 2014

JERATAN SETAN TERHADAP PERUQYAH

Hendaknya seseorang yang diruqyah tidak mengandalkan atau menggantungkan diri kepada si peruqyah, karena dikhawatirkan hilang rasa tawakkalnya dan bisa menjerumuskan si peruqyah kedalam tipu daya setan. Bersikeras dan merasa optimis untuk mampu meruqyah sendiri dengan bagaimanapun juga sampai Allah memberikan kesembuhan kepadanya. Jika selalu bergantung kepada si peruqyah, maka setan akan menggunakan strategi atau jalan lain yang bisa mencelakakan si peruqyah juga. Diantaranya adalah:

– Akan muncul rasa ujub (bangga diri) dalam diri si peruqyah, karena si pasien merasa bergantung kepadanya, atau merasa cocok olehnya, sehingga tidak mau beralih kepada selainnya. Bahkan dia merasa yang bisa mengobati atau menyembuhkan hanyalah si peruqyah tersebut. Sehingga bisa jadi lama kelamaan dirinya disembah dan dipuja-puja.

- Akan muncul rasa ujub atau sombong dalam diri si peruqyah karena menyangka memiliki kekuatan yang luar biasa atau keimanan yang sangat baik sehingga jin atau setan yang ada dalam diri pasien bisa takluk dan takut kepada dirinya, adapun kepada yang lain maka jin tersebut tidak takluk. Bisa jadi ini adalah muslihat dari setan yang menampakan rasa takut atau pura2 takut kepada si peruqyah agar si peruqyah ikut terkena tipu dayanya yaitu muncul rasa ujub dan sombong. Ada kalanya setan berpura2 takut kepadanya agar bisa menipunya sehingga dia menyangka usahanya berhasil, ada ada kalanya setan berpura2 tidak takut kepada seseorang agar bisa menipunya juga sehingga dia merasa usahanya gagal, padahal itu semua adalah strategi2 setan.

- Si peruqyah akan memanfaatkan keadaan dengan meminta atau mengharapkan imbalan dari pasien. Seandainya dia tidak memasang tarif atau meminta imbalan, maka dengan jalan lain yaitu dengan menjual obat/dagangannya yang sudah diruqyah atau belum diruqyah dengan harga lebih tinggi dari lainnya. Ini adalah termasuk tipu daya setan untuk mengurangi atau menghilangkan keikhlasan seseorang dalam beramal.

- Si peruqyah akan bergantung kepada pengalamannya daripada dalil. Dia berdalih bahwa cara seperti ini sudah terbukti dan mujarab, sehingga dia meninggalkan cara2 yang syar’i dan beralih kepada cara2 yang terbukti menurut pengalamannya. Ini juga merupakan tipu daya setan untuk menjerumuskan si peruqyah tanpa kesadarannya.

- Menjadi senang berdialog dengan jin tanpa ada kebutuhan yang mendesak, sehingga dia menjadi bulan2an kedustaan oleh jin. Karena sesungguhnya jin/setan itu adalah makhluk yang pendusta.

- Akan menjadikan ruqyah itu sebagai profesi dan kemudian mata pencahariannya, sehingga dia selalu bergantung kepada profesi tersebut untuk mencukupi kehidupannya.

- Akan membuka peluang untuk didatangi oleh orang2 banyak yang meminta diruqyah olehnya. Hal ini akan menimbulkan kesalahpahaman oleh orang awam. Mereka menyangka, hanya dengan melihat banyaknya pengunjung yang datang kepadanya, peruqyah tadi mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sehingga dengan demikian, pentingnya peruqyah melebihi pentingnya bacaan-bacaan yang dibaca oleh peruqyah tadi, yaitu kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala . Bahkan orang-orang awam tersebut tidak lagi melihat pentingnya apa yang dibaca oleh peruqyah, namun hanya melihat kepada peruqyah itu saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Ketika kejadian-kejadian yang luar biasa itu sering terjadi pada diri seseorang, maka hal itu tidaklah mengurangi derajat orang tersebut. Banyak di antara orang-orang shalih yang bertaubat dari hal seperti ini. mereka bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana taubatnya orang-orang yang berbuat dosa-dosa, seperti dosa zina dan mencuri. Mereka mengadukan hal itu kepada yang lainnya lantas berdo’a memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menghilangkannya. Mereka juga memerintahkan kepada orang-orang yang ingin bertaubat agar jangan mengharapkan kejadian-kejadian aneh tersebut, lantas menjadikannya sebagai ambisi yang harus didapatkannya. Jangan pula berbangga dengan hal itu kemudian menyangka, bahwa hal itu sebagai bagian dari karamah. Bagaimana seandainya, jika hal itu benar-benar perbuatan setan dengan maksud untuk menyesatkan mereka? Karena saya tahu, orang-orang yang diajak berbicara oleh tumbuh-tumbuhan, ia memberitahukan bahwa di dalam dirinya ada manfaatnya. Saya tahu, sebenarnya yang mengajak mereka berbicara itu adalah para setan yang ada dalam tumbuh-tumbuhan tersebut. Saya juga mengerti orang-orang yang diberi tahu oleh batu, pohon; lantas batu dan pohon-pohon itu berkata kepada mereka “Mudah-mudahan dapat menyenangkanmu wahai wali Allah”. Ketika dibacakan ayat kursi kepadanya, maka hilanglah semua itu. Saya juga mengerti orang-orang yang pergi menangkap burung; lantas burung-burung itu berkata kepadanya “Bawalah diriku agar aku dimakan oleh orang-orang yang sangat membutuhkan”. Hal itu bisa terjadi, karena setan masuk ke dalam tubuh burung itu; sebagaimana ia masuk ke dalam tubuh manusia, lalu berkata seperti yang diucapkan tadi”.[Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 11/300.]

Ingatlah, bahwa setan punya banyak strategi dan jalan dalam menggoda anak adam. Jika strategi A tidak berhasil, masih ada strategi B, jika tidak berhasil masih ada strategi C, dan seterusnya. Kesabaran setan dalam menjerumuskan anak adam dan durhaka jauh lebih kuat daripada kesabaran kita dalam ketaatan kepada Allah.

Semoga Allah senantiasa memberikan rasa ikhlas dalam diri kita, menambah kesabaran dan rasa tawakkal kita kepada-Nya.

Wallahu a’lam.

Oleh Abu Fahd Negara Tauhid

Sumber :

https://gizanherbal.wordpress.com/2013/06/16/jeratan-setan-terhadap-peruqyah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.